Memang hidup itu bukan untuk makan, tapi yang jelas makan itu untuk hidup. Khusus masyarakat muslim mau tidak mau harus makan makanan yang halal dan perlu dipastikan Kehalalannya, maka dari itu di Indonesia hampir setiap makanan yang sudah independent dan memeiliki kemasan wajib mencantumkan apakah makanan itu hala atau tidak. Dalam penguunaan bahasa biasanya orang tidak menggunakan “pig” untuk mengatakan babi tapi “pork”, jadi untuk kita-kita yang suka kelayapan di luar negri perlu tau kosa kata ini.
Mencari makanan halal di Thailand susah-susah gampang. Terkhusus di Khaosan Road, ada begitu banyak makanan haram dan banyak pula makanan halal, sebagian ada yang mencantumkan kala “halal” dan ada pula yang tidak, simpelnya langsung aja tanyaain ke mereka apakah ini halal atau haram, kalau mereka tidak paham apa itu halal atau haram coba tanyakan dengan bahasa inggris “what is this?” “is pork include there”? tapi kalau mau maen langsung-langsung tanyakan silahkan tanyakan “is this pig?”. Karena negara ini gak pernah dijajah jadi masyarakatnya pada tentram dan tabu rasanya secara expresif menunjukkan rasa kesal pada orang lain maka dari itu usakan bertanya dengan kata yang sopan dan tersenyum, seandainyapun makanan itu haram tolaklah dengan cara yang baik.
Sebenanrnya ada banyak restoran india, mesir, pakistan yang sudah pasti halalnya di Thailand terkhusus di Khaosan Road. Tapi harganya men....tidak sesuai dengan kantong. Maka dari itu ada beberapa alternatif. Untuk sarapan kami keluar sejenak dari jalan Khaosan Road dan masuk jalan National Galery. Dipinggir jalan banyak berjejer berbagai menu sarapan halal dengan harga tidak lebih dari 20 bath (kira-kira Rp 10.000) seperti tom yam, nasi pake ayam rebus. Nasi pake ayam goreng dan pastinya tidak ada rendang. Hahaha. Rasanya pasti sangat berbeda dengan ada yang di Indonesia, cita rasa yang disajikan begitu tidak bersahabat di lidah. Mulai dari rasa asin, asam sampai pedas, semuanya terasa berbeda.
tempat sarapan dan makan malam....murah meriah dan halal |
Oh ya, ditempat ini kami bertemu dengan 2 orang backpacker asal Palembang, .satu berwajah jawa, satu lagi berwajah cina. Ternyata rute mereka terbalik dengan rute Kelapan kami. Dari palembang mereka ke Kuala Lumpur, kemudian ke Singapura dengan kereta, kembali lagi ke kuala lumpur, kemudian ke hatyai, Phuket, Bangkok dan kembali lagi ke Kuala Lumpur. Kami sangat banyak mendapatkan informasi penting mengenai destinasi kami selanjutnya seperti phuket dan Hatyai.
Kembali lagi ke makanan, untuk makan siang kami memilih untuk makan Pataya Nodle, kalau di Indonesia makanan ini mirip sama mie tiau goreng, rasanya juga tidak jauh berbeda. Makanan ini tersedia hampur di setiap sudut jalan di Khaosan Road (hati-hati kesasar). Harganya juga bervariatif, jadi pande-pande nyari, tapi kami lebih sering dapat harga dibawah 25 bath.
patthai Nodle, menu makan siang |
Untuk makan malam kami memilih untuk makan makanan yang ringan yang tersebar di Khaosan Road seperti roti bakar dan Kabab. Makanan ini tidak terlalu susah didapati, dari pada rempong nyari makanan lain yang belum pasti halalnya dan dengan betis segede batu karena capek kelayapan dipagi dan siang harinya. Jadi kami memilih simplenya aja.
ini penempakan ane beli kabab, hehe |
bapak penjual roti bakar, enak banget |
ini dia penampakan roti bakar pisang. |
Selain makanan itu masih ada alternatif lain yaitu belanja di toko minimarket 78 yang banyak tersebar di Khaosan Road, mereka menyediakan banyak macam roti yang pastinya bisa dijadikan untuk mengganjal perut. Oh ya, pastinya dengan membeli makanan-manakan murah seperti itu pasti kita banyak banget dapat kembalian duit receh, jadi saran saya habiskan saja dulu duit receh itu kemudian pake duit kertas, kan rempong tu banyak koin banyak amat, tapi jangan lupa sisihkan beberapa untuk oleh-oleh....
So lets travel, eat eat and write.
liat cewek yang pirang ini, nah...pembahasan kita bukan itu, hahah. beberapa brand makanan siap saji internasional bisa juga sebagai alternatif, salah satunya KFC |
0 comments:
Post a Comment